
Kotak apakah itu? Ya, itu sistem parkir pra bayar. Saat ini baru ada lima buah yang jadi prototype dan semuanya disimpan di jalan Braga. Ujicoba sistem ini dilaunching langsung oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, hari ini, Selasa (24/12/2013).
Alat itu seperti kotak pos, namun lebih tinggi. Warnanya merah menyala. Ada tombol bertuliskan angka satu hingga empat. Layar di tengahnya untuk memberikan petunjuk. Ada juga lubang untuk memasukkan koin di sebelah kiri. Ada tempat keluar karcis. Bagian paling bawah ada keyboard kecil berisi angka dan huruf.
Sistem kerja parkir pra bayar ini adalah pengemudi memarkirkan dulu kendaraannya. Lalu menuju ke terminal parkir terdekat dan memasukkan nomor kendaraan kendaraan. Lalu masukkan koin. Tarif parkirnya Rp 2 ribu setiap dua jam. Setelah memasukkan koin, keluar karcis parkir. Lalu karcis itu simpan di atas dashboard mobil. Apabila masih bingung petugas parkir nanti akan memandunya.
"Untuk saat ini aplikasi ini baru untuk mobil," ujar Kepala Dishub Bandung Ricky Gustiadi di Jalan Braga.
Menurut Ricky uang koin yang digunakan bisa pecahan Rp 500 atau Rp 1.000. "Tidak bisa pecahan seratus atau dua ratus, nanti si mesinnya akan mengeluarkan kembali uang pecahan itu," terangnya.
Apabila sistem parkir pra bayar ini berhasil, kata Ricky, maka selanjutnya sistem ini akan diaplikasikan ke jalanan Bandung lainnya. "Ujicoba ini untuk mengetahui keefektifan sistem ini, dan juga hambatannya," kata dia
Sementara itu menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, alat ini untuk menekan kebocoran retribusi parkir. "Ini untuk menekan kebocoran retribusi dari parkir sehingga bisa meningkatkan PAD dari parkir. Ini baru ujicoba," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil usai launching.
Menurut Emil ujicoba dilakukan di Jalan Braga karena jalannya relatif pendek dan selalu ramai. "Sehingga kita harapkan bisa maksimal ujicoba ini," ujarnya.
Emil juga berharap ini membenahi pelayanan publik. "Mudah-mudahan cita-cita smart city terlaksana," harapnya.
Post a Comment