Headlines News :
Home » , » Beriringan Bukan Berurutan….

Beriringan Bukan Berurutan….

Written By Unknown on Wednesday, January 8, 2014 | 3:58 PM

remaja berdakwah beriringanAda yang nggak pede untuk aktif dalam dakwah karena ngerasa pribadinya aja belon bener. Ini masih mending ya, coba mengukur kapasitas diri sebelum unjuk gigi. Ada yang lebih parah komentarnya untuk urusan dakwah. “Diri loe aja belon tentu bener, udah belagunya benerin orang lain. Ngaca dong!” Waduh!

Kesempurnaan pribadi sering dijadikan ukuran untuk menilai apakah seseorang itu layak aktif dalam dakwah atau nggak. Seolah mereka yang penampilannya gaul dan cenderung ‘amburadul’ belon pantas ngasih tausyiah. Atau yang usianya masih muda dianggap anak bawang yang belon banyak pengalaman sehingga nggak pantas mengingatkan yang lebih tua. Apalagi seorang ulama.
Terkait kesempurnaan pribadi ini, kita layak merenungi pesan dari Imam Hasan al-Bashri. Simak yo!
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah, beliau berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasehati kalian, bukan berarti aku orang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasehat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasehat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa ta’ala, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya.Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati orang2 yang bertaqwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan.Maka terus-meneruslah berada pada majelis2 dzikir (majelis ilmu), semoga Allah Subhanahu wa ta’ala mengampuni kalian. Bisa jadi (ada) satu kata yg terdengar (di sana) dan kata itu merendahkan (diri kita) namun sangat bermanfaat (bagi kita). Bertaqwalah kalian semua kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sebenar-benar taqwa
dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.” (Mawai’zh lil Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 185-187)
Rasul juga meminta sahabatnya untuk bersegera menyampaikan risalah Islam ke yang lain tanpa menunggu mereka sempurna.Kebayang nggak, apa jadinya kalo setiap orang menunggu sempurna pribadinya baru berani mengingatkan orang lain. Bisa-bisa, nggak akan ada pengemban dakwah. Karena sebagai manusia, tak luput dari kesalahan dan lupa. Nobody is perfect. Kecuali mereka yang melabeli dirinya ‘NOBODY’. Hehehe… Unsubscribe aja deh jadi muslim kalo cuman mikirin diri sendiri!
Sehingga untuk memperbaiki orang lain, tak harus menunggu diri sendiri baik terlebih dahulu. Idealnya keduanya dilakukan BERIRINGAN bukan BERURUTAN. Sambil kita ikut ngaji untuk memperbaiki diri kita juga aktif berdakwah demi meraih ridho illahi. Doubel pahalanya. Sehingga satu sama lain bisa saling MENGINGATKAN dan MENGUATKAN. Yuk kita ngaji dan dakwah yang wajibnya sama seperti menunaikan shalat lima waktu atau puasa Ramadhan. Pantaskan diri jadi penghuni surga dengan aktif ngaji dan dakwah. Sampai nanti sampai mati. Mulai hari ini. Jangan tunggu malaikat Ijroil datang menghampiri! [341]

Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Jabar Bersyariah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger