BANDUNG - Puluhan rumah di Jalan Rama, RW 2, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, mengalami pergeseran tanah. Sejak seminggu terakhir pergeseran tanah terjadi di sejumlah rumah yang berada di samping Sungai Citepus.
Reddy Ferdinan (44), warga sekitar mengatakan, awalnya pergeseran tanah tidak diketahui warga. Namun hujan yang terus mengguyur membuat air Sungai Citepus semakin besar. Akibatnya rumah yang berada di aliran sungai mengalami pergeseran.
"Kecil asalnya (pergeseran tanahnya). Tapi kemarin (Sabtu) retakan tanahnya semakin membesar. Apalagi sejak tadi siang juga hujan besar. Saya sama warga yang lain semakin khawatir," ujar Reddy, Minggu (6/4).
Selain membuat retakan di lantai rumah, lanjut Reddy, pergeseran tanah juga membuat retakan di bagian dinding. Warga yang rumahnya mengalami pergeseran tanah memilih untuk tidak menempati rumah karena khawatir rumah akan ambruk tiba-tiba.
"Tetangga saya ada yang ngontrak dulu di depan. Ada juga yang ikut ke rumah tetangga. Cari tempat aman dulu daripada rumahnya ambruk. Apalagi kalau hujan besar suka was-was," katanya.
Reddy bersama warga yang lainnya belum melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah. Reddy tidak menduga jika pergeseran tanah akan semakin membesar. Namun karena retakan tanah semakin meluas, Reddy berharap pemerintah bisa memeriksa kondisi di wilayahnya.
"Kalau dengar suara-suara kayak retakan sekarang jadi waspada. Walaupun itu cuma suara tikus. Daripada nanti ketiban rumah. Saya sudah datangkan tukang dikira pondasi bangunan yang rusak. Tapi kata tukangnya mending jangan diisi. Soalnya rumahnya sudah mau roboh," ujar Reddy.
Reddy meminta pemerintah bisa segera melakukan pemeriksaan agar mengetahui penyebab pergeseran tanah. Beberapa bulan terakhir diakui Reddy arus air Sungai Citepus memang sangat deras. Padahal biasanya jika hujan besar air sungai tidak terlalu deras. (wij/Tribun)
.jpg)
Post a Comment